Kompetensi Dasar 6.1 : Mendiskripsikan
bentuk-bentuk hubungan sosial
Indikator
: 1. Mengidentifikasi
bentuk-bentuk hubungan sosial
2. Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong terjadinya hubungan
sosial
3. Mengidentifikasi dampak-dampak hubungan sosial
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Bentuk-bentuk Hubungan Sosial” ini
yang merupakan tugas geografi dari guru geografi kami tercinta dapat
terselesaikan.
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala alam
dan kehidupan di muka bumi. Ilmu ini juga mempelajari interaksi antara manusia
dan lingkungan dalam kaitannya dengan susunan keruangan dan kewilayahan. Gejala
alam dan kehidupan tersebut dipandang sebagai kegiatan yang dapat memberi
dampak kepada makhluk hidup yang tinggal di atas permukaan bumi.
Karena pengetahuan Geografi kami belum begitu luas kami
menyusun makalah ini agar kami memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam dalam bidang sosial untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sehingga kita dapat lebih
baik bersosialisasi.
Tim
Penyusun
Kelompok
5 (Lima)
Mengindentifikasi Hubungan - Hubungan Sosial
Menurut Status
Hubungan Tertutup
Hubungan tertutup
adalah hubungan sosial yang terjadi dalam satu golongan sosial tertentu.
Misalnya :
Golongan
bangsawan pada sistem kerajaan merupakan kelompok atas, terpisah dengan
kelompok lainnya. Kelompok lain tidak sederajat mereka sehingga tidak boleh
bergaul dengan yang bukan dari golongan bangsawan. Dalam hal perkawinan, mereka
pun hanya boleh secara resmi diantara golongan bangsawan, kawin dengan orang di
luar golongan bangsawan dianggap merendahkan martabat keluarga.
foto
Pangeran Harry (kiri) dan Pangeran William (kanan) yang merupakan keluarga
kerajaan di Inggris
Hubungan Terbuka
Hubungan
terbuka adalah bentuk hubungan sosial yang disebabkan oleh perbedaan status di
masyarakat, bukan oleh kelompok sosial.
Misalnya :
Hubungan antara pimpinan dengan bawahan, hubungan antara guru dengan siswa,
hubungan antara majikan dengan karyawan, dan sebagainya. Seorang pimpinan, atau
seorang guru tidak ditentukan oleh keturunan, tidak berdasarkan kemampuan
individu. Walaupun bodoh bila keturunan bangsawan, dianggap masyarakat biasa.
Seiring dengan berkembangnya kemajuan zaman, bentuk hubungan sosial
tertutup semakin berkurang karena dianggap tidak zamannya lagi. Manusia
sekarang berpikir bukan dari keturunan siapa, tapi apa kemampuan yang dia
miliki. Banyak pemimpin-pemimpin yang muncul dari golongan rakyat biasa, tapi
karena dia memiliki kecerdasan dan kemampuan yang tinggi, akhirnya dia berhasil
menjadi pemimpin.
Menurut Tingkat
Hubungan Sosial Horizontal
Hubungan sosial horizontal adalah hubungan sosial antara
individu atau kelompok yang sederajat yang saling berkepentingan atau memiliki
kepentingan yang sama.
Misal :
Hubungan
antara siswa dan siswa, guru dengan guru, hubungan sesama karyawan dan
sebagainya.
(pertemanan
antar siswa)
Hubungan Sosial Vertikal
Hubungan sosial
vertikal adalah hubungan sosial antara individu atau kelompok yang sederajat
yang saling berkepentingan atau memiliki kepentingan yang sama.
Misal :
Antara pemimpin dengan bawahan. Dalam hubungan ini, seorang bawahan tidak
dapat memerintahkan atasan, tetapi sebaliknya atasan yang memberi perintah ke
bawahan.
Dalam tata
pergaulan ini, terdapat beberapa perbedaan pergaulan sesama bawahan. Misalnya
dalam berbicara seorang bawahan tidak boleh mengatakan “kamu” pada atasannya,
karena hal itu bagi kita sangat tidak sopan, jadi kita harus menyebutkan “anda”
atau “bapak”. Sebaliknya apabila pada sesama bawahan boleh saja berbicara dengan
menggunakan “kamu” pada temannya sesama pekerja karena bentuk hubungan mereka
horizontal.
(hubungan
antara pimpinan dan sekretaris)
Menurut Waktu
Hubungan Temporer
Hubungan temporer
adalah hubungan sosial yang sifatnya sementara atau dalam waktu tertentu.
Misal :
Saat kita
naik angkot, kita bertemu dengan para penumpang angkot lainnya. Bentuk hubungan sosial kita dengan penumpang angkot itu hanya sampai ke
tempat tujuan. Kalau kita sudah mencapai tempat tujuan, dan ongkos sudah
dibayar, maka putuslah hubungan kita dengan penumpang angkot itu. Kita akan
berhubungan kembali apabila suatu ketika kita bertemu dengan penumpang itu
kembali.
Hubungan Permanen
Hubungan permanen
adalah hubungan sosial yang sifatnya lama, bahkan dapat seumur hidup.
Misal :
Hubungan ayah dan ibu dengan anak, hubungan dengan saudara akan berlangsung
selamanya, selama masing-masing dari mereka masih hidup. Hubungan sosial di
antara mereka tidak ditentukan oleh waktu tapi ditentukan oleh umur. Hubungan
permanen seperti ini tidak terbatas hanya pada keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak, tetapi dalam pengertian keluarga yang lebih luas, seperti
hubungan sosial dengan semua keluarga ayah dan keluarga ibu.
Menurut Kepentingan
Hubungan Sosial Primer
Hubungan sosial primer adalah hubungan sosial yang sifatnya pribadi.
Hubungan pribadi tersebut melekat pada kepribadian seseorang, dan tidak dapat
diganti oleh orang lain.
Misal :
Ian
mempunyai hubungan pribadi dengan Yuka, maka hubungan pribadi tersebut hanya terjadi
antara Ian dan Yuka, tidak mungkin kakak atau adik Yuka menggantikannya.
Hubungan primer bersifat suka rela dalam arti bahwa hubungan tersebut tidak
berdasarkan kepentingan.
Hubungan
sosial primer yang masih murni dapat dijumpai pada masyarakat desa yang belum
banyak menerima pengaruh dari luar. Hubungan sesama warga meruapakan satu
kesatuan setiap individu saling kenal satu dengan yang lain secara baik.
Sebagaimana yang dikenal dengan istilah paguyuban. Paguyuban (gemainscaft)
yaitu satu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan batin yang murni dari
setiap anggotanya, bersifat alamiah dan kekal. Bentuk hubungan sosial seperti
ini dapat ditemukan dalam keluarga, rukun tetangga, kelompok kekerabatan, desa
di daerah pedalaman, dan sebagainya.
Hubungan Sosial Sekunder
Hubungan sosial
sekunder adalah hubungan sosial yang sifatnya formal (resmi), impersonal (tidak
bersifat pribadi), dan segmental (terpisah-pisah) yang didasarkan asas manfaat.
Misal :
Penyajian
kontrak antara dua pihak, baik sebagai individu maupun sebagai suatu
organisasi, misalnya kontrak jual-beli. Pihak-pihak yang melakukan kontrak
saling berhubungan karena memiliki kepentingan atau tujuan tertentu. Di antara
pihak yang melakukan kontrak, dapat saja
tidak saling mengenal satu sama lain, karena hubungan mereka tidak bersifat
pribadi.
Hubungan
sosial terbentuk atas kehendak karena adanya tujuan-tujuan tertentu. Hubungan
masyarakat sosial seperti ini disebut patembayan (gessellschaft). Patembayan
adalah suatu sistem sosial yang terbentuk atas kehendak yang didasarkan adanya
persamaan kepentingan tujuannya. Pada masyarakat seperti ini hubungan sosial
karena pribadi, ikatan keluarga, dan ikatan adat tidak diperlukan. Hubungan
sosial ditentukan semata-mata oleh kepentingan yang dilakukan melalui proses
tawar-menawar yang kemudian dituangkan dalam bentuk perjanjian tertulis. Segala
sesuatu didasarkan untung ruginya dalam hubungan tersebut, tanpa diperhatikan
faktor-faktor lain. Hubungan sosial pada masyarakat patembayan seperti ini
umumnya terdapat di kota-kota, terutama kota besar yang penduduknya heterogen.
Kesamaan Asal (daerah) Atau Bahasa
Orang-orang
dari satu daerah, atau bahasa menjadi pendorong individu-individu melakukan
hubungan sosial.
Misal :
Erien
tinggal di Sidoarjo. Suatu saat dia pindah ke Makassar. Karena perbedaan budaya
dan bahasa, Erien jadi kesusahan bergaul dengan orang-orang di Makassar. Di
Makassar ada Oriza. Ternyata Oriza berasal dari Sidoarjo juga bahkan berasal
dari SMP yang sama. Hal ini membuat mereka lebih akrab dan dekat.
Kesamaan Agama
Kesamaan
agama merupakan salah satu faktor pendorong masyarakat melakukan hubungan
sosial, walaupun terdapat perbedaan dari segi etnis dan bahasa. Dalam hal ini
agama mempersatukan masyarakat menjadi satu kesatuan sosial.
Hubungan Keluarga
Adanya
hubungan keluarga mengharuskan orang-orang yang memiliki ikatan keluarga
melakukan hubungan sosial. Hubungan sosial karena hubungan keluarga sifatnya
permanen sebagaimana telah kami uraikan sebelumnya. Hubungan sosial di antara
mereka tidak ditentukan oleh ikatan batin.
Misal :
Bartholomew
Jojo Simpsons atau Bart yang bersaudara dengan Lisa Marie Simpsons atau Lisa,
mereka saling berjauhan Bart tinggal di Amerika, sedangkan Lisa tinggal di Prancis
walaupun mereka saling berjauhan, mereka tetap melakukan hubungan sosial karena
mereka bersaudara.
Hubungan Kerja
Adanya hubungan kerja menyebabkan timbulnya hubungan sosial di antara
idividu – individu yang memiliki hubungan kerja.
Misal :
ø Adanya hubungan majikan dengan karyawan karena mereka
memiliki hubungan kerja, demikian halnya hubungan sosial sesama karyawan.
ø Hubungan antara instansi pemerintah terjadi karena adanya
hubungan antara instansi tersebut.
Kesamaan Ideologi
Adanya kesamaan ideologi yang terdapat di dalam masyarakat membentuk suatu
hubungan sosial yang diwujudkan dalam sebuah organisasi, misalnya terbentuknya
partai – partai politik, baik di tanah air (Indonesia) maupun di negara –
negara lain.
Kesamaan Kepentingan
Kesamaan
kepentingan mendorong setiap individu atau masyarakat melakukan hubungan
sosial.
Misal :
ø Lahirnya perkongsian dagang seperti C.V., P.T., koperasi, dan sebagainya
karena anggota–anggotanya memiliki kepentingan yang sama yaitu mencari
keuntungan.
ø Terbentuknya serikat–serikat pekerja karena mereka
mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama yaitu memperkuat posisi mereka
sebagai pekerja agar mereka terhindar dari tindakan sewenang–wenang dari
perusahaan, meningkatkan kesejahteraan anggota–anggotanya, dan lain–lain.
Kesamaan Tempat Tinggal (domisili)
Orang – orang yang berada pada domosili (tempat tinggal) yang sama
melakukan hubungan sosial karena sesama tetangga atau satu desa. Faktor –
faktor lain seperti agama, suku, profesi, dan sebagainya tidak terlalu menonjol
karena merupakan tetangga atau desa.
Misal :
Hubungan
sosial yang terjadi di antara anggota masyarakat yang berada pada satu RT dan
RW di kota – kota. Hubungan sosial yang terjadi di suatu desa, selain
disebabkan faktor hubungan keluarga, juga disebabkan faktor tempat tinggal.
Misalnya, seorang pendatang yang tinggal di suatu desa, walaupun ia tidak
memiliki hubungan keluarga dengan masyarakat desa itu, akan tetapi antara si
pendatang dengan masyarakat desa akan terbentuk suatu hubungan sosial.
Saling Membutuhkan
Adanya keperluan yang saling membutuhkan mendorong individu atau masyarakat
melakukan hubungan sosial.
Misal :
ø Hubungan sosial antara penjual dan pembeli dapat terjadi karena keduanya
saling membutuhkan. Pembeli perlu barang, sedangkan penjual perlu uang.
ø Hubungan sosial antara tukang becak dengan penumpang dapat terjadi karena
keduanya saling membutuhkan, penumpang memerlukan tukang becak untuk
mengantarkannya ke tempat tujuan, sedangkan tukang becak memerlukan penumpang
karena ingin memperoleh uang.
Hubungan sosial yang
terbentuk masyarakat memberikan dampak kepada masyarakat itu sendiri, baik yang
sifatnya positif maupun yang negatif
Dampak Positif
ö
Terjadinya kerja sama antara
warga sehingga terbentuk masyarakat yang harmonis dan rukun
ö
Terbentuk kelompok atau
golongan di masyarakat yang didasarkan berbagai kepentingan atau tujuan
ö
Membentuk kebutuhan
mayarakat, karena dengan adanya hubungan sosial, mendorong masyarakat untuk
dapat saling mengisi kebutuhan masing-masimg
ö
Meningkatan pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi hanya dapat tumbuh dan meningkat bila ada hubungan
sosial di masyarakat yang berkaitan dengan ekonomi. Tidak akan ada individu, perusahaan,
dan sebagainya tanpa adanya hubungan sosial.
ö
Mendorong
terwujudnya demokrasi karena adanya hubungan sosial akan memunculkan wadah
seperti organisasi tempat masyarakat untuk menyalurkan pendapat dengan cara
demokrasi.
ö
Memunculkan adanya pembagian
kerja di masyarakat, karena dengan adanya hubungan sosial, masyarakat akan
terseleksi dengan sendirinya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kemampuan
masing-masing akan menentukan jenis dan pembagian kerja yang sesuai untuknya
dalam suatu organisasi di masyarakat.
ö
Mempererat persahabatan di
antara warga, karena adanya hubungan sosial akan terbina silahturahmi.
ö
Mendorong masyarakat berfikir
maju. Melalui hubungan sosial, keterampilan, dan sebagainya. Hal ini akan
mendorong masyarakat berpikir untuk dapat lebih baik dan lebih maju dari
sebelumnya.
Dampak Negatif
ö
Dapat
menimbulkan terjadinya ketegangan dan pertengkaran sosial, perbedaan pendapat
dan pandangan dalam hubungan sosial yang tidak dapat terselesaikan, dan sering
menimbulkan ketegangan sosial, bahkan ada kalanya muncul menjadi konflik fisik
Contoh :
¯ Perkelahian
yang terjadi antara anggota kelompok atau masyarakat
(tawuran yang terjadi pada antar pelajar)
¯ Perseteruan dalam suatu organisasi
¯ Bentrokan antar golongan atau kelompok
¯ Perang antara satu negara dengan negara lain
ö
Dapat
menimbulkan persaingan yang tidak sehat
Contoh :
¯ Persaingan untuk mendapatkan posisi jabatan dengan cara menjelek-jelekkan
orang lain, bahkan ada kalanya menteror lawan atau saingan
¯ Persaingan
di bidang ekonomi dengan cara menjatuhkan usaha orang lain agar usahanya dapat
maju
¯ Persaingan untuk memperoleh sumber daya yang tersedia, misalnya persaingan
dalam memperoleh BBM, sering memunculkan konflik karena sumber daya yang
tersedia terbatas, tidak dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat
(warga antre untuk mengambil minyak tanah)
ö
Dapat memunculkan sikap
otoriter (kekuasaan)
Dengan
adanya hubungan sosial, akan terbentuk kelompok masyarakat, organisasi, bahkan
negara. Dengan terbentuknya kelompok, organisasi, dan sebagainya, akan
memunculkan persaingan untuk menjadi pimpinan. Ada kalanya dalam mendapatkan
pimpinan, dilakukan dengan kekuatan, dan ia pun akhirnya memimpin dengan
otoriter yaitu memimpin dengan sewenang-wenang dengan kekuasaan yang
dimilikinya. Siapa yang tidak menuruti permintahnya, dia tindak dengan tegas.
Indikator 1
Mengidentifikasi bentuk-bentuk hubungan sosial
Menurut Status......................................................................................................
Hubungan Tertutup................................................................................................
Hubungan Terbuka................................................................................................
Menurut Tingkat....................................................................................................
Hubungan Sosial Horizontal................................................................................
Hubungan Sosial Vertikal.....................................................................................
Menurut Waktu.......................................................................................................
Hubungan Temporer.............................................................................................
Hubungan Permanen...........................................................................................
Menurut Kepentingan..........................................................................................
Hubungan Sosial Primer......................................................................................
Hubungan Sosial Sekunder.................................................................................
Indikator 2
Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong terjadinya hubungan sosial
Kesamaan Asal (daerah) Atau Bahasa............................................................
Kesamaan Agama.................................................................................................
Hubungan Keluarga.............................................................................................
Hubungan Kerja....................................................................................................
Kesamaan Ideologi...............................................................................................
Kesamaan Kepentingan......................................................................................
Kesamaan Tempat Tinggal (domisili)..............................................................
Saling Membutuhkan...........................................................................................
Indikator 3
Mengidentifikasi dampak-dampak hubungan sosial
Dampak Positif.......................................................................................................
Dampak Negatif.....................................................................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar